![]() ![]() |
![]() ![]() ![]() ![]() ![]() |
laman utama > negeri > pulau pinang > institusi > ipt > renungan 2 |
|
Kefahaman Terhadap Dakwah IslamiyyahDari Madrasah Al-Imam Al-Syahid Hassan Al BannaBagaimanakah Jalan Kerja Da'wah?1. Dari manakah dimulainya?Da'wah dimulai dari lahirnya sekelompok orang yang SEDAR dan INSAF, serta yakin akan tugas mereka, disamping IMAN yang tebal kepada Allah SWT. Da'wah Rasulullah SAW dibantu oleh para sahabah yang memiliki jiwa PENGORBANAN yang tinggi untuk jalan Allah. Di dalam makna ini, Imam Al-Banna menjelaskan:
Inilah dia sifat peribadi mereka yang mampu mendukung da'wah ini. Inilah dia titik awal kerja dalam da'wah, yaitu melalui proses PEMBINAAN PERIBADI penda'wah yang jitu. Sebagaimana permulaan da'wah Rasulullah SAW dengan membina peribadi para da'i seperti yang tergambar dalam surah Al-Muzzamil iatu tatkala Allah memerintahkan mereka dengan latihan ibadah Qiyamullail (solat Tahajjud) sebagai persiapan menghadapi ujian da'wah yang penuh dengan berbagai cubaan di hari-hari depannya. 2. Sumber kekuatanDi manakah sumber kekuatan da'wah? Sebenarnya, kekuatan bermula dari kekuatan IMAN, kemudian diikuti oleh kekuatan Ukhuwah Islamiyah, kemudian barulah diikuti dengan kekuatan material dan organisasi.
Di samping kekuatan iman dan ukhuwah adalah kekuatan ilmu, syakhsiah, badan, dan kesatuan. Inilah yang menjadi kekuatan asasi. Setelah ini barulah diikuti dengan kekuatan organisasi, media, ekonomi, dan militari. Adalah anggapan yang keliru bahawa da'wah harus dimulai dengan kekuatan material (kebendaan); kerana asas kekuatan awal adalah peribadi du'at itu sendiri, kemudian barulah diikuti dengan kekuatan yang lain. Hakikat ini telah terbukti di dalam sejarah da'wahitu sendiri. 3. Wasilah-wasilah (jalan-jalan kerja) da'wah
iaitu: Manhaj (metodologi) yang benar, Mu'min yang beramal, dan kepemimpinan yang cekap dan dipercayai.Ringkasnya, jalan kerja dakwah dapat disimpulkan sebagai berikut:keimanan yang kuat, persaudaraan yang kukuh, pembinaan (tarbiyah) atau pembentukan yang teliti dan mantap, amalan yang tak putus-putusnya yang tak mengenal lelah ataupun putus asa, disertai dengan panduan manhaj yang bersumberkan sumber-sumber yang sahih, serta kepemimpinan yang mempunyai dayajuang dan kemampuan yang tinggi dan dapat dipercayai. 4. Berperingkat-peringkat (tadarruj) di dalam langkah kerjaMaksud tadarruj adalah kita TIDAK TERGESA-GESA dalam bekerja mencapai tujuan. Segala amal harus disusun dan direncanakan mengikut tingakatan-tingkatan atau tahap-tahap yang ditentukan. Misalnya, upaya pembentukan harus didahulukan daripada upaya-upaya lain di dalam medan yang lebih berat dan menentang.
Yaitu, upaya dakwah adalah bertahap: pertama, PENYAMPAIAN RISALAH; kemudian diikuti dengan usaha pembinaan dan pembentukan saf-saf perjuangan Islam; dan akhirnya mengasaskan kerja-kerja Islam:
Kalimat di atas dapat difahami dengan mengingat bahwa marhalah yang dimaksud adalah dari segi keutamaan tuntutan kerja dan bukan dari waktu. Yakni, pekerjaan kita berawal dari penyampaian fikrah, diikuti dengan pembentukan mereka yang menyambut, seterusnya diikuti oleh persediaan dan penglibatan secara langsung dalam medan amal. 5. Kesempurnaan di dalam pelaksanaan (Takamul fi tatbiq)Imam Al-Banna menyebutkan bahwa da'wah Islamiah BUKANLAH parti politik, namun penegakan hukum ALlah adalah salah satu tugas kita. Da'wah bukan pula satu mazhab fiqih, kuliah syara, atau institusi fatwa, namun lebih mementingkan syari'ah. Demikian pula, da'wah bukan lembaga sosial, tetapi kita mementingkan persoalan MENJAGA kebajikan masyarakat...Singkatnya, dakwah Islamiah bukan hanya sebahagian dari da'wah-da'wah itu, namun meliputi keseluruhan makna tersebut. Inilah maksud kesempurnaan dalam pelaksanaan: tumpuan dakwah bukanlah hanya sebagian permasalahan ummat saja, melainkan harus mementingkan semua permasalahan ummah dalam kerja-kerja da'wah.
|